Operasional Model Guest
Data yang diperlukan untuk menjalankan model GUEST
dengan SIG- PCRaster adalah (1)
informasi tanah, berupa
data run-off dan infiltrasi,
data kohesi tanah, dan berat jenis sedimen; (2) garis kontur, berupa DEM
(digital elevation model), slope, dan aspek/arah, serta LDD (local drain direction); (3) land use, berupa koefisien Manning’s,
dan contact cover; (4) jaringan sungai; dan (5) data iklim
berupa curah hujan.
Data tinggi permukaan tanah digunakan untuk membangun
peta DEM. Proses ini memerlukan konversi format vektor ke raster yang
dikerjakan dengan bantuan ektensi grid
tools analysis tetapi sebelumnya format vektor diubah dulu dalam area-area triangulasi atau disebut
TIN (triangulated irregular networks) prosedur. Proses ini dikerjakan dengan bantuan ektensi 3D dan spatial analysis dari program ArcView 3.1. Selanjutnya diekspor ke
dalam format ASCII yang dipakai sebagi masukan data spasial dari PCRaster.
Sebelum konversi ke format raster
diperlukan clone.map (tipe scalar) yang
merupakan kloning dari
data spasial sebelumnya.
Peta DEM digunakan untuk membuat peta lereng dan peta
LDD, yaitu peta arah aliran (flow path)
dari aliran permukaan. Peta lereng digunakan untuk menghitung besarnya sedimen
yang terangkut dari satu raster ke raster yang lain. Sedangkan arah aliran
digunakan untuk menghitung besarnya debit run-off
atau erosi yang terjadi per satuan raster. Peta LDD dibuat dengan komando
operasi PCRaster sebagai berikut:
PCRCalc LDD.map = lddcreate(DEM.map,1,1e35,1e35,1e35)
Seperti halnya peta DEM, maka peta tanah analog perlu
diubah ke peta digital, yang memerlukan konversi format vektor ke raster yang
dikerjakan dengan bantuan ektensi grid tools
analysis dari program
ArcView 3.1
dan tidak memerlukan TIN
prosedur. Selanjutnya diekspor ke dalam format ASCII yang dipakai sebagi
masukan data spasial dari PCRaster. Sebelum konversi ke format raster diperlukan
clone.map (tipe nominal) yang merupakan kloning dari data spasial sebelumnya.
Peta tanah digunakan untuk membuat peta Sed-den dan
peta Sed-vel, yaitu kerapatan jenis tanah dari partikel tanah yang hanyut dalam
aliran permukaan dan laju kecepatan partikel tanah. Kerapatan jenis dan
kecepatan aliran partikel tanah sangat tergantung pada jenis tanah. Peta-peta
ini merupakan peta perantara yang digunakan untuk perhitungan selanjutnya dan
terjadi saat proses perhitungan dilakukan. Pengisian nilai-nilai spasial
peta-peta ini dilakukan dengan komando operasi LookUp dari PCRaster, yaitu:
PCRCalc Sedden.map =
lookupscalar(Density.tbl,Soil.map)
PCRCalc Sedvel.map =
lookupscalar(Velocity.tbl, Soil.map)
Peta tanah juga digunakan untuk membuat peta
erodibilitas tanah. Seperti halnya dengan peta sed-den dan sed-vel yang
merupakan data spasial perantara, digunakan untuk perhitungan selanjutnya,
proses pembuatan peta beta dilakukan dengan komando operasi LookUp dari
PCRaster, yaitu:
PCRCalc Beta.map =
lookupscalar(Cohesive.tbl,Soil.map)
Seperti halnya peta tanah, maka peta penggunaan lahan
analog perlu diubah ke peta digital, yang memerlukan konversi format vektor ke
raster yang dikerjakan dengan bantuan ektensi grid tools analysis dari
program ArcView 3.1 dan tidak memerlukan TIN prosedur. Selanjutnya
diekspor ke dalam format ASCII yang dipakai sebagai masukan data spasial dari
PCRaster. Sebelum konversi ke format raster diperlukan clone.map (tipe nominal)
yang merupakan kloning dari data spasial sebelumnya.
Peta penutupan lahan digunakan juga untuk membuat
peta kekasaran Manning’s dan peta contact cover (bagian tanah yang
terbuka dan langsung dikenai air hujan dan tidak tertutup oleh tanaman).
Peta-peta ini merupakan peta perantara yang digunakan untuk perhitungan
selanjutnya dan terjadi saat proses perhitungan dilakukan. Pengisian
nilai-nilai spasial peta-peta ini dilakukan dengan komando operasi LookUp dari
PCRaster, yaitu:
PCRCalc Manning.map =
lookupscalar(Manning.tbl,Crop.map)
PCRCalc Contcov.map =
lookupscalar(Contcov.tbl, Crop.map)
Kedua tabel Manning dan contact cover merujuk
pada jenis tanaman yang ada di lahan saat proses kejadian hujan dan erosi
terjadi. Nilai-nilai ini diadopsi dari hasil penelitian proyek ACIAR yang
dilakukan di Malaysia, Thailand, dan Philippina, dan Benua Australia belahan
Utara. Sedangkan Indonesia mengadopsi dari proyek ICRAF di Lampung, yaitu
tanaman tahunan berbasis kopi. Kedua peta ini selanjutnya digunakan untuk
menghitung debit aliran permukaan dan kapasitas angkut sedimen, serta deposisi
sedimen dalam satu jalur flow path.
Data curah hujan yang digunakan dalam model ini
adalah intensitas hujan dengan satuan mm per jam. Data ini diperoleh dari alat
curah hujan otomatis yang telah disetel untuk merekam data per enam menit.
Untuk itu diperlukan konversi sebagai berikut: pertama data per enam menit
diubah ke mm per jam dan dibuat dalam file Raind.tss; kedua setiap ada kejadian
hujan dibuat nilai 1 bila tidak 0 dan dibuat dalam file Raind.tss; ketiga enam
menit dikonversi ke detik (6 x 60 = 360) dan dibuat dalam file dune. Ketiga
file ini dibuat dalam format ASCII seperti halnya data tabular yang diperlukan
PCRaster untuk menjalankan model ini. Selain itu dari beberapa data yang telah
direkam harus dipilih hujan tunggal untuk digunakan dalam model. Model ini menggunakan skrip komando operasi (perintah
ditulis dalam satu file yang diberi nama Model.mod) yang prosesnya secara
dinamis dihitung sesuai dengan timestep (penggal waktu) yang banyaknya
sama dengan input data hujan. Selanjutnya perhitungan otomatis dengan batch
file (1run.bat) yang berisi perintah model dengan mengetikkan PCRCalc –f
Model.mod.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar